Sabtu, 09 Januari 2010

Gereja-gereja Sekarang ini Telah menjadi "Sarang Penyamun"




Setelah kira-kira setahun berlalu, dari waktu saya menerbitkan buku pertama saya (Rumah Tuhan menjadi Sarang Penyamun - Menuju Reformasi Gereja yang Sebenarnya), saya mulai tertarik dengan internet, dan mulai agak sering-sering "googling". Dan, ketika saya menggunakan jasa "Mr. Google" untuk "membagikan" kepada saya informasi yang dimilikinya sekitar kata "sarang penyamun", saya begitu terkesan dengan apa yang saya dapatkan di sana. Ternyata, sebutan "sarang penyamun" sudah pernah menjadi topik pembicaraan yang sangat hangat di negeri ini. Tampaknya hal itu dimulai ketika Dr. Anwar Nasution mengeluarkan statement bahwa BI adalah "sarang penyamun".

Berikut ini saya kutip dari Berita Indonesia: “Sarang Penyamun”. Kosa kata ini seperti segar kembali dalam ingatan ketika mendengar desas-desus tentang amandemen UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia (BI). Sarang Penyamun merupakan sebutan Dekan Fakultas Ekonomi UI Anwar Nasution (sekarang Ketua BPK) terhadap Bank Indonesia (BI), ketika kontroversi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp 650 triliun mengemuka ke publik pasca keruntuhan Orde Baru
(http://www.beritaindonesia.co.id/ekonomi/menghindari-bi-kembali-jadi-sarangpenyamun/).

Sejak saat itulah "sarang penyamun" telah menjadi "nama baru" untuk BI. Dan, orang-orang pun rame-rame membicarakannya. Pada akhirnya, bukan hanya BI saja yang disebut sebagai "sarang penyamun", tetapi sebutan itu sudah berkembang kepada semua lembaga-lembaga lain di negeri ini juga, bahkan telah digunakan untuk menyebut negeri ini sendiri. Perhatikanlah cuplikan-cuplikan dari artikel-artikel yang berikutnya ini.

Ihza Ihza Law Firm: Predikat "sarang penyamun" yang disandang bank di Kebon Sirih, Jakarta, itu belum lagi lepas. Bahkan, belakangan, citranya kian robat-rabit oleh kasus aliran dana ke Dewan Perwakilan Rakyat. Puncak skandal itu terbongkar, apa boleh buat, persis ketika Boediono memimpin. Sebuah tantangan tak gampang untuk pejabat yang selama ini dikenal bersih itu (http://ihzaihza.com/?s=Editorial%2C+Tugas+Berat+Boediono).

Inilah.com: Kasus aliran dana BI ke oknum di DPR memang belum berujung. Tapi, upaya menuntaskan kasus ini secara transparan dan sesuai koridor hukum tak boleh berhenti dengan alasan apa pun.

Hanya dengan begitu, BI -- dulu pernah dicap Anwar Nasution sebagai 'Sarang Penyamun' -- yang mengusung kepercayaan rakyat dan dunia bisa kembali berdiri gagah, bersih, dan kredibel (http://www.inilah.com/berita_print.php?id=3305).

Wikimu: Beberapa tahun yang lalu Jaksa Agung RI sangat marah pada anggota DPR waktu instansinya dicap sebagai sarang penyamun, tetapi “stigma “ yang diberikan kepada korps “Kejaksaan ” ternyata ada benarnya juga. Dan lucunya, justru DPR yang berteriak-teriak kepada “Kejaksaan Agung” sebagai sarang penyamun ternyata adalah gudang dari sarang penyamun (http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=9577).

Lampung Post: ...bangsa kita, yang begitu bangga mendapatkan uang miliar rupiah dari hasil korupsi dan suap," kata istri saya.

Saya hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan istri. Tapi, apa yang dikatakannya, ada benarnya. Karena uang suap miliaran rupiah dan adu hebat dalam melakukan kesalahan, berujung pada konflik berkepanjangan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian. Kedua institusi negara itu mengklaim apa yang dilaksanakan adalah sebuah kebenaran.

Bahkan, hal itu mengharuskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) guna menyelesaikan lingkaran "setan" suap dan korupsi, serta penegakan hukum di Tanah Air. "Negeri ini 'sarang penyamun'. Dibentuknya KPK untuk memberantas korupsi. Yang terjadi, KPK seperti dipasung agar kepentingan banyak pihak tidak tercabik," kata istri saya lagi.

Entahlah. Yang pasti, semakin diberantas, suap, korupsi, mafia peradilan, bahkan narkoba di negeri ini, semuanya semakin subur tumbuh. Bak cendawan di musim hujan. Tidak pernah ada habisnya. Mungkin ada benarnya, kalau negeri ini sarang penyamun.

...Sekarang, kita tinggal berharap. Apakah Tim Delapan yang dimotori Adnan Buyung Nasution mampu mengurai benang kusut mafia korupsi, mafia suap, dan mafia peradilan di negeri ini. Sehingga, negeri ini tidak lagi menjadi sarang penyamun. Semoga....n LUKMAN HAKIM (http://lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009111106551063).

Tidak diketahui persis dari mana sesungguhnya pak Anwar Nasution mengutip sebutan "sarang penyamun" itu. Ada kemungkinan dia terinspirasi dari sebuah novel lama, Anak Perawan di Sarang Penyamun, karya Sutan Takdir Alisyahbana. Tetapi, bukan tidak mungkin juga sebutan itu tadinya telah di dengarnya (secara langsung atau secara tidak langsung) dari cerita-cerita kristiani, khususnya yang mengacu kepada peristiwa ketika Yesus "menyucikan Bait Allah", karena rumah Tuhan itu telah dijadikan orang-orang pada masa itu sebagai "sarang penyamun" (Matius 21:12-13).

Di dalam postingan berikutnya nanti saya akan membahas apakah sesungguhnya yang dimaksudkan (khususnya oleh Yesus/Alkitab) dengan sebutan "sarang penyamun" itu. Karena itu, ikutilah selanjutnya "tour" yang "menegangkan" ke tempay yang paling berbahaya di dunia ini, yaitu "sarang penyamun", bersama dengan saya. Saya senang bisa menjadi pemandu bagi Anda dalam memasuki wilayah yang sesungguh-sungguhnyalah bukan "untuk bersenang-senang" ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya akan sangat senang sekali kalau Anda bersedia memberikan komentar Anda (singkat atau panjang) di sini: